Piston
Piston diperlukan untuk melakukan beberapa
fungsi penting, yaitu sebagai tempat cincin torak yang sebagai pembatas dan
perapat pada dinding silinder dan menerima tenaga pembakaran dan meneruskannya
ke poros engkol melalui batang torak. Tekanan dan panas akibat pembakaran
mengharuskan konstruksi torak dibuat harus kuat, ringan, tahan gesekan dan
mampu menghantarkan panas.
Pada mulanya piston dibuat
dari bahan besi tuang kelabu yang mana hal ini sangat baik dan tahan terhadap
gesekan dan tahan terhadap pemuaian. Kerugian piston yang terbuat dari bahan
ini adalah mempunyai bobot yang berat, jenis ini akan lebih sesuai dipakai pada
mesin putaran rendah. Energi pada piston saat berhenti pada akhir setiap
langkah, adalah sangat besar untuk jenis mesin kecepatan tinggi.
Pada umumnya piston dibuat
dari bahan paduan aluminium, karena bahan ini hampir memenuhi semua
persyaratan/karakteristik yang dibutuhkan. Namun aluminium sangat mudah
dipengaruhi panas dan pemuaian maka dalam pembuatan piston yang terbuat dari
aluminium lebih rumit.
Konstruksi piston dibuat dalam banyak bentuk dan model. Kepala piston didesain
secara tepat agar mampu membuat pusaran pada campuran bahan bakar-udara dan
efisien terhadap pembuangan gas bekas. Permukaan piston ada yang rata, concave,
domed atau kombinasi dari bentuk tersebut. Hal ini akan dipilih sesuai dengan
bentuk ruang bakar agar tercapai efisiensi maksimum.
Slipper skirt piston dibuat agar mesin lebih tepat dalam desainnya. Ini membuat torak
akan lebih ringan kerjanya pada batang piston dan blok silinder. Karakteristik
desain termasuk memperpanjang skirt pada satu sisi agar lebih mudah pada putaran
poros engkol.
Offset
pena piston dibuat sedikit
offset kearah sisi kerja piston. Hal ini untuk mdmbantu agar piston dapat
bekerja dengan baik pada langkah kompresi maupun langkah usaha. Offset tersebut
adalah sudut antara piston torak,batang torak dan bantalan jalan poros engkol.
Terutama hal ini akan memperlancar kerja piston torak saat pergantian dari
langkah kompresi ke langkah usaha.
Cincin piston
Pada piston dipasang
cincin kompresi dan cincin oli. Cincin kompresi berfungsi untuk mencegah kebocoran
gas didalam silinder sementara cincin oli mengontrol oli yang berlebihan pada
dinding silinder sebagai pelumas dan sebagai perapat untuk cincin kompresi.
Tekanan
kompresi dan tekanan pembakaran akan menekan cincin kompresi kearah bawah alur
cincin tersebut, dalam hal ini cincin kompresi harus mampu mencegah kebocoran
gas dari daerah alur tersebut sebaik cincin kompresi mencegah kebocoran pada
dinding silinder. Apabila cincin kompresi lebih dari satu maka apabila ada
kebocoran pada cincin kompresi pertama maka akan dicegah oleh cincin kompresi
yang kedua.
Cincin
piston model
datar mempunyai permukaan persegi yang berhubungan dengan dinding silinder dan
cincin tersebut biasanya berbentuk empat persegi panjang.
Cincin
piston model diruncingkan mempunyai permukaan yang diruncingkan pada arah depan
bagian bawah cincin Keruncingan tersebut kira-kira 1 derajat, dan normalnya
dipasang setelah cicin kompresi pertama. Sisi luar bagian bawah yang sudutnya
tajam adalah sangat baik untuk mengikis oli dari dinding silinder pada saat
torak bergerak kearah bawah, tetapi juga akan mengikis sisa lapisan oli pada
saat piston bergerak kearah atas.
Permukaan cincin model ini akan mengakibatkan kontak
permukaan cincin dengan dinding silinder kurang baik tetapi sangatlah baik
dalam pengontrolan sisa oli pelumas yang terdapat pada dinding silinder
Cincin kompresi torsional twist mempunyai sudut diatas
bagian dalam atau sudut dibawah bagian luar. Permukaan yang diruncingkan dan
cincin kompresi torsional twist adalah berhubungan dengan arah sehingga saat
memasang jangan sampai terbalik/salah
Pada langkah usaha, tekanan pembakaran akan
menekan cincin kompresi kesisi bawah alur cincin dan juga kearah dinding
silinder sehingga cincin kompresi dapat mencegah terjadinya kebocoran.
Cincin kompresi torsional twist tidak hanya
mempunyai keuntungan seperti cincin kompresi permukaan diruncingkan tetapi juga
dapat mencegah kebocoran dengan baik. Sejak cincin memuntir atau tidak memuntir
didalam alur, cincin juga seperti empat persegi panjang atau seperti permukaan
diruncingkan.
twist pada saat langkah pemasukan dan
langkah usaha.
Bahan
untuk membuat cincin piston haruslah tidak mudah aus, mempunyai elastisitas
yang baik dan kuat terhadap panas dan tekanan. Besi tuang adalah lebih murah
dan memenuhi syarat tersebut diatas.
Kelemahan dari besi tuang adalah terlalu
rapuh. Hati-hati saat melepas atau memasang cincin torak jangan sampai mnembang
berlebihan karena akn mengakibatkan patah.
Cincin kompresi bagian atas secara khusus
harus mampu terhadap panas, pelumasan sedikit, kejutan beban bilamana tekanan
pembakaran naik secara tiba-tiba, tahan terhadap gesekan dan tahan lama.
Permukaan cincin piston yang terbuat dari
bahan besi tuang diperkeras dengan chromium
dan molybdenum.
Pengerasan dengan chromium akan membuat tahan terhadap gesekan dan tahan lama.
Pengerasan permukaan cincin piston dengan molybdenum adalah agar cincin tahan dan
kuat terhadap temperatur yang tinggi.
Besi tuang juga digunakan untuk bahan
cincin oli, pada bagian ujung rel diperkeras dengan chrom, atau stainless steel,
bahan ini digunakan pada cincin oli model lembaran/terpisah. Model rel terpisah
mempunyai keuntungan lebih kuat, pleksibel, tidak terlalu tebal dan ringan.
Cincin oli dengan konstruksi lembaran
adalah yang paling banyak digunakan pada mesin kenderaan karena mempunyai
keuntungan seperti berikut. Mempunyai pleksibel yang tinggi, selalu siap dengan
posisi yang berubah-ubah dan permukaannya dengan permukaan dinding silinder
dapat selalu kontak dengan baik. Tidak mudah terpengaruh dengan kotoran karbon
hal ini dibandingkan dengan cincin oli model satu bagian/tunggal.
Sisa oli yang tidak terkikis oleh cincin
oli akan masuk kedalam ruang bakar dan terbakar. Hal ini akan menyebabkan
tenaga mesin berkurang dan tumpukan karbon akan terjadi pada katup, busi dan
ruang bakar.
Batang Piston
Batang piston adalah salah
satu komponen mesin yang menerima tekanan tinggi. Batang piston berfungsi
merubah gerak lurus dari torak menjadi gerak putar pada poros engkol. Oleh karena
itu batang torak harus kuat terhadap regangan dan kaku. Pada saat yang sama
batang piston juga harus seringan mungkin agar tidak membutuhkan tenaga gerak
yang besar.
Pada umumnya batang piston dibuat berbentuk
H atau I, agar lebih kuat dalam bobot yang lebih ringan. Bagian ujung kecil (small end) batang torak dihubungkan
dengan piston dengan jaminan pena piston, dan ujung yang lain dari batang piston
yaitu ujung besar (big end)dihubungkan
dengan bantalan jalan poros engkol ( main
journal).
Bagian ujung mur sebagai pengikat, hal ini
agar ujung besar dan kelengkapannya dapat terpasang terutama crush bantalan sisipan benar-benar pada
posisi bulat dan sesuai dengan bantalan jalan poros engkol. Untuk menjamin
kondisi ini maka tanda yang terdapat pada batang torak harus tepat pada saat
akan memasang.
Beberapa batang piston ada
yang dibuat lobang dari bawah keatas sebagai saluran oli yang akan melumasi
pena piston, dan pada sisi lain dibuat lobang untuk menyemprotkan oli pelumas
kedinding silinder.
Kebanyakan batang piston
diproduksi dengan tutupnya pada posisi rata, tetapi ada juga yang dibuat tidak
rata. Model batang piston yang tutupnya dibuat terpisah memiliki keuntungan
dimana bagian batang piston bersama piston dapat dilepas kebagian atas
silinder. Kelemahannya adalah kemungkinan tegangan yang terjadi pada baut/mur
pengikat.
Pada bagian ujung besar
batang piston dipasangkan metal
sisipan, seperti yang digunakan pada bantalan utama poros engkol. Pada metal
sisipan dibuat pengunci agar metal sisipan tersebut terpasang dengan kuat dan
tetap dalam bentuk bulat. Dalam hal ini termasuk baut, dowel, serration dan lain sebagainya.
Metoda pemasangan piston terhadap batang
torak ada yang mengikat pena dengan menggunakan baut/mur, interference antara batang piston torak dengan pena piston torak
atau dengan menggunakan circlip untuk
memegang pena didalam piston torak.
Metoda yang menggunakan circlip biasanya pena torak pada posisi full floating dan banyak digunakan pada
mesin disel. Metoda diikat dengan baut/mur dan dengan interference atau dipress disebut semi floating, metoda ini kebanyakan digunakan mesin-mesin bensin
modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar